Buku "Moralitas dan Kemajuan Ekonomi" karya Prof. Dr. Gudono, M.B.A. membahas hubungan antara moralitas dan perkembangan ekonomi. Penulis menggali konsep moralitas dalam konteks bisnis dan ekonomi, serta bagaimana nilai-nilai etika memengaruhi keberhasilan ekonomi suatu negara.
Pembukaan Puisi Menohok
Tahukah kamu ciri-ciri negara para bedebah? Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah Tapi rakyatnya makan dan mengais sampah Atau menjadi kuli di negeri orang dibayar dengan serapah dan bogem mentah
Profil Penulis: Prof. Dr. Gudono lahir di Semarang pada 26 Mei 1963. Beliau adalah seorang muslim dan meninggalkan isteri serta empat orang anak. Gudono menyelesaikan pendidikan Sarjana di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (dulu Fakultas Ekonomi) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan melanjutkan pendidikan Master di Murray State University di Kentucky, Amerika.
Contoh Ironi
Di tengah gemuruh pasar saham yang menggila, Prof. Dr. Gudono duduk di ruang baca perpustakaan. Buku yang ia pegang, "Moralitas dan Kemajuan Ekonomi," terbuka di halaman yang membahas etika bisnis. Sambil menyesap kopi, ia merenung.
"Bagaimana moralitas bisa berkembang seiring dengan ekonomi yang semakin maju?" gumamnya. "Apakah keuntungan yang melimpah membuat kita lupa pada nilai-nilai etika?"
Tiba-tiba, seorang broker muda berdandan rapi menghampirinya. "Profesor, saya baru saja menjual saham perusahaan farmasi yang memproduksi obat mahal. Keuntungannya fantastis!"
Prof. Dr. Gudono tersenyum. "Obat mahal yang menyelamatkan nyawa, tapi hanya bisa diakses oleh segelintir orang. Ironis, bukan?"
Broker itu mengangguk. "Tapi, Profesor, bisnis adalah bisnis."
"Benar," kata Prof. Dr. Gudono, "tapi apakah moralitas harus menjadi korban demi kemajuan ekonomi? Kita perlu mengingat bahwa kekayaan tak selalu sejalan dengan kebaikan."
Broker itu pergi dengan senyum tipis. Prof. Dr. Gudono kembali menatap bukunya. Di antara grafik saham dan laporan keuangan, ia menemukan jawaban yang lebih berharga: moralitas adalah mata uang yang tak tergantikan, bahkan di pasar paling liar sekalipun.
Kisah Paling ironi Sang Anak
Kabar Erina Gudono Terkait Private Jet dan Gaya Hidupnya
Erina Gudono, menantu bungsu Presiden Joko Widodo, dan suaminya Kaesang Pangarep, telah mendapat sorotan tajam dari netizen Indonesia terkait perjalanan mewah mereka ke Amerika Serikat. Berikut beberapa poin yang menjadi perbincangan:
Private Jet: Netizen berspekulasi bahwa Erina dan Kaesang mungkin menggunakan private jet untuk perjalanan mereka. Penelusuran online menunjukkan bahwa mereka kemungkinan naik pesawat Gulfstream, yang dikenal mewah dan sering digunakan oleh kalangan atas.
Gaya Hidup Mewah: Selama berada di Amerika Serikat, Erina membagikan cerita di Instagram yang menampilkan gaya hidup mewah. Ia mengunggah foto dirinya dan Kaesang menikmati roti seharga Rp400.000 di Grand Central Market di Los Angeles. Netizen mengkritik bahwa kebahagiaan mereka dalam kemewahan terasa kurang sensitif terhadap perjuangan banyak orang Indonesia.
Studi Lanjut: Erina juga membagikan foto di balkon hotel sambil menghadap laptop yang menampilkan situs web University of Pennsylvania, tempat dia mengejar gelar master. Namun, netizen mempertanyakan fokus postingan Instagramnya, terutama di tengah situasi politik domestik yang signifikan.
Kritik terhadap pasangan ini mencuat karena ketidaksetaraan dan ketidakpekaan terhadap kondisi sosial di Indonesia. Semoga informasi ini memberikan gambaran lebih lanjut tentang peristiwa tersebut!