Teknik braising adalah metode memasak gabungan antara memanggang (searing) dan merebus perlahan (simmering). Chef biasanya menggunakan cara ini untuk melunakkan daging atau sayuran keras agar menghasilkan tekstur lembut dan rasa gurih yang dalam. Prosesnya melibatkan pemanggangan bahan pada suhu tinggi hingga berwarna kecokelatan, lalu direbus perlahan dalam kaldu selama 2–3 jam.
Mengapa Masakan Braising Bisa Berisiko untuk Ginjal?
Menurut Dr. Nguyen Trong Hung, Direktur Pusat Konseling Gizi di Institut Gizi Nasional Hanoi, konsumsi masakan braising yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal. Hal ini terjadi karena hidangan braising cenderung menggunakan bumbu tinggi garam, seperti kecap asin, kecap ikan, atau garam dapur.
Kelebihan natrium menyebabkan tubuh menahan air dan meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan cairan dan bisa memperburuk penyakit ginjal yang sudah ada.
Bagaimana Garam Mempengaruhi Kesehatan Tubuh?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi garam harian hanya 4–5 gram per hari. Namun, banyak orang yang secara tidak sadar mengonsumsi lebih dari batas tersebut, terutama melalui hidangan braising dengan bumbu pekat.
Efek kelebihan garam:
- Menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke
- Menyebabkan penurunan fungsi ginjal
- Menyebabkan penumpukan cairan (edema)
Dr. Hung menjelaskan bahwa penumpukan natrium meningkatkan volume darah dan memaksa ginjal bekerja berlebihan. Jika dilakukan terus-menerus, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan ginjal kronis.
Apakah Rempah dan Bumbu Alami Aman Digunakan?
Rempah seperti bawang merah, bawang putih, jahe, dan serai relatif aman untuk digunakan karena tidak meningkatkan kadar natrium secara signifikan. Masalah utama muncul saat koki menambahkan garam, kecap asin, atau kecap ikan berlebihan demi memperkuat rasa.
Tips menyeimbangkan rasa tanpa banyak garam:
- Gunakan kaldu alami dari tulang atau sayuran.
- Tambahkan asam alami seperti jeruk nipis atau cuka apel untuk memperkuat rasa gurih.
- Gunakan herbal aromatik (rosemary, daun salam, thyme).
- Kurangi kecap asin dan gunakan versi rendah natrium.
Bagaimana Gula Dalam Braising Juga Bisa Berbahaya?
Selain garam, teknik braising sering menambahkan gula dalam jumlah besar untuk menciptakan warna dan rasa karamel. Menurut Dr. Hung, konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan:
- Obesitas
- Tekanan darah tinggi
- Gangguan hati
Penggunaan gula rafinasi tanpa takaran memperburuk efek negatif terhadap kesehatan, terutama bila dikombinasikan dengan asupan garam tinggi.
Siapa yang Harus Waspada?
Dr. Hung menyarankan orang dengan kondisi berikut agar membatasi hidangan braising:
- Penderita penyakit ginjal kronis
- Penderita diabetes
- Penderita obesitas
- Penderita penyakit kardiovaskular
Orang sehat juga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi masakan braising terlalu sering. Kombinasi natrium tinggi dan gula berlebih dapat mempercepat munculnya penyakit metabolik.
Cara Memasak Lebih Sehat Tanpa Kehilangan Rasa
Untuk menjaga kesehatan ginjal tanpa mengorbankan rasa:
- Masak dengan teknik kukus atau rebus lebih sering.
- Gunakan bumbu alami seperti bawang putih panggang dan jahe segar.
- Pilih daging tanpa lemak dan batasi penggunaan saus tinggi garam.
- Perbanyak sayuran segar dalam setiap hidangan.
Ringkasan Fakta Penting
| Faktor | Dampak terhadap Ginjal | Saran |
|---|---|---|
| Natrium tinggi | Tekanan darah naik, beban kerja ginjal meningkat | Batasi garam ≤5g/hari |
| Gula berlebih | Obesitas, gangguan hati | Kurangi gula rafinasi |
| Konsumsi braising sering | Risiko penyakit kronis meningkat | Variasikan metode masak |
| Pola makan tidak seimbang | Penurunan fungsi ginjal | Terapkan diet rendah garam |
Teknik braising memang menciptakan rasa lezat dan tekstur lembut, tetapi jika dilakukan berlebihan, efeknya bisa serius bagi kesehatan ginjal. Selanjutnya, kita bisa bahas cara membuat versi braising rendah natrium agar tetap nikmat dan aman bagi tubuh.
